Fauzia Nur Rahmawati, bocah mungil berusia 1,3 tahun, kini menghadapi ancaman besar. Tumor ganas bersarang di mata Zia, membuat setiap harinya penuh dengan tangis kesakitan. Sang ayah, Pak Hikmat, yang hanya bekerja sebagai satpam gudang, harus berjibaku siang dan malam, rela lembur tanpa pulang, demi mengumpulkan biaya untuk pengobatan anak semata wayangnya.
Zia awalnya lahir sebagai bayi normal seperti balita lainnya. Namun, tiga bulan terakhir, muncul benjolan kecil di matanya yang perlahan membesar. Kini, mata kecil itu semakin parah, membengkak hingga Zia sering menangis darah yang sulit dihentikan.
Penghasilan Pak Hikmat yang pas-pasan membuat Zia baru bisa dibawa ke dokter satu bulan setelah gejala muncul. Dokter menyatakan tumor ganas kronis telah menyerang matanya dan harus segera dioperasi untuk menyelamatkan nyawanya. Sayangnya, keterbatasan ekonomi membuat pengobatan ini terus tertunda.
Pak Hikmat hanya mampu membawa Zia berobat menggunakan angkutan umum, karena uang untuk menyewa mobil atau ambulans terlalu mahal. Bahkan, untuk biaya perjalanan ke RS Cicendo atau RS Hasan Sadikin di Bandung, ia harus menjual mas kawin dan meminjam uang dari tetangga.
“Saya sering menangis melihat kondisi anak saya. Pernah suatu kali, uang saya habis di rumah sakit, sementara darah terus mengalir dari mata Zia. Untuk membeli kasa pun tidak ada uang, terpaksa saya gunakan tisu bekas untuk menghentikannya,” cerita Pak Hikmat dengan mata berkaca-kaca.
Kini, kondisi Zia semakin memburuk. Tumor itu terus menggerogoti tubuh kecilnya, memperpanjang perjuangannya untuk sembuh. Namun, meski dihimpit keterbatasan, Pak Hikmat dan Bu Dela tetap teguh, berjuang demi kesehatan dan masa depan putri kecil mereka.
Mari bantu Zia mendapatkan pengobatan yang ia butuhkan dan kembalikan senyum di wajah mungilnya. Setiap bantuan mu adalah langkah harapan bagi Zia yang sedang berjuang melawan tumor ganas dengan cara :