Bayangkan hidup dalam bayang-bayang penyakit ganas yang membuatmu terasing dari dunia. Inilah yang dialami Bapak Jaeni Iskandar. Dapatkah kita berbuat sesuatu untuk membantu perjuangannya?
Inilah kisah Bapak Jaeni Iskandar, 55 tahun, warga Kp. Mekarlaksana, Desa Pamoyanan, Cibinong, Cianjur, Jawa Barat, yang menghadapi penyakit Tumor Ganas. Penyakit ini tidak hanya membahayakan kesehatan fisiknya, tetapi juga menciptakan stigma negatif dari masyarakat, membuat banyak orang merasa ngeri dan menghindarinya.
Selama setahun terakhir, Bapak Jaeni berjuang melawan penyakitnya dengan sabar. Meskipun sering diejek, ia tetap berusaha bersosialisasi. Namun, kondisi fisiknya yang memburuk dan kepercayaan dirinya yang menurun akibat kelainan genetik (kulit albino) memaksanya berjualan tisu di pinggir jalan untuk bertahan hidup.
Setelah ditinggal istrinya, Bapak Jaeni kini berjuang sendirian di kamar kontrakan yang sempit. Kesepian dan kehilangan dukungan emosional menambah beban mental yang ia tanggung, di samping sakit fisik yang semakin parah.
“Saya hanya bisa pasrah,” lirih Pak Jaeni. Ia ingin sembuh dan berobat, tetapi keterbatasan finansial menghalanginya. Meskipun BPJS menanggung beberapa biaya pemeriksaan, biaya transportasi dan obat-obatan tetap menjadi beban.
Uang hasil jualan tisu adalah satu-satunya sumber hidupnya, dengan penghasilan rata-rata hanya 20 ribu rupiah per hari. Sering kali, ia pulang dengan tangan hampa, dan harapan untuk berobat semakin tipis seiring bertambahnya sakitnya.
#SahabatKebaikan, apakah kamu tega melihat perjuangan Pak Jaeni yang hidup sebatang kara tanpa pengobatan? Bayangkan jika ia adalah ayahmu; sangat menyedihkan. Mari ulurkan tangan untuk membantu biaya pengobatan Pak Jaeni dengan cara :
Menanti doa-doa orang baik