Bapak Nanang Beni (64th) seorang bapak yang menghidupi istri dan satu anaknya yang masih sekolah dibangku SMA. Saat ini ia tinggal disebuah bangunan berukuran 4×5,5 M yang kondisinya sangat sudah tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal di Dusun Pasar Salasa, Cikoneng, Kabupaten Ciamis.
Kondisi rumahnya tidak berlantai, banyak tiang penyangga, atap rumah bolong dan nyaris rubuh. Hanya terdapat satu kamar dengan kondisi yang memprihatinkan yang dijadikan oleh mereka untuk beristirahat sewaktu-waktu. Kondisi ini sudah mereka rasakan sejak 10 tahun terakhir.
Bermula saat rumah mereka yang awal sudah lapuk kemudian rubuh, dan pak Nanang Beni beriikhtiar untuk mengmabil puing-puing dan sisa reruntuhan untuk kemudian dijadikan rumah sementara yang sekarang mereka tempati. Namun karena rumah yang sekrarang kondisinya sudah sama-sama lapuk, sehinggga seringkali mereka merasa takut akan rumah yang bisa kapan saja rubuh, akhirnya mereka memutuskan untuk meumpang tidur malan hari ke rumah saudaranya, dan siang hari menempati rumah yang nyaris rubuh itu.
Bukan tidak mau mereka merenovasi rumahnya, Pak Nanang sudah berusaha puluhan tahun menabung dalam bentuk uang dan barang bangunan, namun semua itu perlahan habis dipakai dan dijual untuk memenuhi kebutuhan harian keluarganya.
Sehari-hari Pak Nanang bekerja sebagai penjual Nasi tutug oncom (Nasi TO) di pinggir jalan dekat rumahnya. Dari hasil penjualan ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan harian, saat ini jualannya sedang sepi, tak jarang mereka hanya mendapatkan untung sekitar 50-75ribu perhari, itupun jika habis barangnya. Jika jualannya tidak habis ia bagiakan semua nasi nya ke orang-orang yang membutuhkan.
Pak Nanang juga terkenal dermawan, jualannya yang dipinggir jalan membuat siaoa saja bisa menghampirinya, mereka yang mmebutuhkan makan tapi tidak memiliki uang untuk membayar seringkali dipersilahkan makan ileh pak Nanang. Prinsipnya, bagi dia siapapun itu selama masih sesama makhluk Allah harus saling berbagi dan memberi, meski hanya dengan sebungkus nasi TO.
Ditengah keterbatasannya, ia sedang menghidupi anaknya yang baru masuk sekolah SMA, harapannya dialah yang akan membantu keluarga dikemudian hari. Keterbatasan ekonomilah yang membuat mereka bertahan di rumah ini. Jangankan untuk merenovasi rumahh, untuk memenuhi kebutuhan harian saja masih tertatih-tatih.
Meski harus bantingtulang dengan segala keterbatasan, dan tinggal dirumah yang tidak layak, Pak Nanang tetap menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah SWT. Yang mana ia masih diberikan kesehatan untuk berjuang bagi keluarganya.
Bapak tangguh ini memiliki tekad yang kuat untuk menghidupi anak dan istrinya dengan cara apapun selagi itu halal.
Ditengah perjuangan Bapak Nanang, ia memiliki harapan besar untuk memberikan tempat tinggal yang aman dan nyaman. Oleh karena itu HBI berikhtiar untuk mewujudkan mimpi Pak Nanang memiliki Rumah Layak yang bisa ia tinggali bersama anak istrinya dengan aman dan tenang.
#OrangBaik, kegigihan Pak Nanang adalah teladan bagi kita semua, namun kesulitan seringkali ia rasakan sendirian. Yuk berikan sedekah terbaikmu untuk memberikan hunian layak untuk mereka dengan cara :
DISCLAIMER: